Jumat, 01 Mei 2009

Jadilah engkau pemaaf

Meminta maaf dan memberi maaf kepada orang lain adalah pekerjaan yang sangat dianjurkan dalam agama. Tapi biasanya ketika kita secara sengaja atau tidak sengaja melakukan suatu kekeliruan, sikap meminta maaf dan memberi maaf terkadang berat untuk dilakukan.


Kata maaf memang gampang diucapkan, tetapi betapa beratnya menjadi pemaaf. Itu sebabnya seorang pemaaf sangat mulia di sisi Allah.
Allah SWT telah menjelaskan dalam Al-Qur'an tentang sikap pemaaf ini.
Allah SWT berfirman:
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلينَ
Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. (QS Al-A'raf: 199)
فَاصْفَحِ الصَّفْحَ الْجَمِيلَ
Maka maafkanlah dengan cara yang baik. (QS Al-Hijr: 85)
وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ إنَّ ذَلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الأُمُورِ
Tetapi orang yang bersabar dan mema'afkan, sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan. (QS Asy-Syura: 43)

Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya kira-kira begini:
“Barangsiapa melakukan tiga hal berikut, ia akan di hisab dengan mudah dan akan masuk surga dengan rahmatNya. Pertama, memberi kepada orang yang bakhil. Kedua, silaturahim dengan orang yang memutuskannya. Ketiga, memberi maaf kepada orang yang zalim.” (HR Ath-Thabrani).

Pertama, dalam kacamata Islam, pemaaf adalah ciri utama dari orang sabar (lihat QS Asysyura [42]: 42-43). Mereka yang berbuat zalim pada manusia dan tidak meminta maaf, siksa yang pedih ganjarannya.

Kedua, maaf menjadi benteng dari tipu daya setan (lihat QS Almaidah [5]: 91). Hal yang sering luput dari pantauan kita bahwa kebencian, permusuhan, dan dendam adalah program utama setan.

Ketiga, adalah kewajiban Muslim untuk memaafkan karena tidak satu pun manusia ini bersih dari dosa (lihat QS Annajm [53]: 32). Hanya Allah subbuuhun qudduusun Mahasuci lagi Menyucikan, begitu sucinya Allah, Dia pun tetap memaafkan sebesar apa pun dosa hamba-Nya (lihat QS Azzumar [39]: 53).

Keempat, ingat! Kelapangan dada, kejernihan berpikir, kerendahan hati, dan sifat maaf adalah tanda kemuliaan akhlak. ”Siapa yang rendah hati, Allah angkat derajatnya,” demikian sabda Nabi Muhammad SAW.

Kelima, maaf menjadi pintu silaturahim, perdamaian, persaudaraan, dan ketenangan. Alangkah indahnya suasana ini, karena itu tidak tepat mempertahankan ego atau gengsi yang sebenarnya menunjukkan kesombongan diri.

Keenam, maaf menjadi jalan keluar dari berbagai masalah. Siapa tahu yang melakukan kesalahan tidak sengaja, salah paham, belum mengerti, atau berlatar belakang yang berbeda, maka dengan maaf semua kembali cair. Dengan maaf kita juga bisa melakukan koreksi diri, boleh jadi kita pun pernah menyakiti orang lain atau karena kesalahan masa lalu atau karena Allah ingin menguji kesabaran kita (lihat QS Ali Imran [3]: 134).

Ketujuh, maaf adalah kunci surga. Ingat sabda Nabi, ”Tidak akan masuk surga seorang yang pendendam.” (Muttafaq ‘Alaih). Sungguh bodoh bila kita menjadi terlalu sombong dan gengsi untuk meminta maaf. Karena, sikap ini hanya akan mengantarkan kita ke pintu neraka. Mari saling memaafkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca juga yang ini .......

Berita Nasional